JAKARTA,www.wowbabel.com -- PT Timah Tbk (Persero) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada 23 April 2019 atau sepekan setelah Pemilihan Umum 2019. Pihak yang berhak menghadiri atau diwakili dan memberikan suara dalam Rapat adalah Pemegang Saham Perseroan tercantum dalam Daftar Pemegang Saham atau pemilik saldo rekening efek di Penitipan Kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada penutupan perdagangan saham hari Kamis (29/3/2019).
“Dengan hormat diberitahukan kepada Pemegang Saham bahwa PT TIMAH Tbk (“Perseroan”) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”) pada hari Senin, tanggal 23 April 2019,” demikian isi Pengumuman Direksi PT Timah Tbk yang dikutip dari www.bumn.go.id.
Dalam pengumuman itu juga disebutkan bahwa sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka sebagaimana diubah dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 10/POJK.04/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“Peraturan OJK Rencana dan Penyelenggaraan RUPS”).
“Setiap usulan dari Pemegang Saham Perseroan akan dimasukkan dalam mata acara Rapat jika memenuhi persyaratan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 12 Peraturan OJK Rencana dan Penyelenggaraan RUPS.”
Sebelum menggelar RUPS Tahunan, PT Timah Tbk pada tahun 2018 membukukan pertumbuhan laba bersih 5,76 persen secara tahunan menjadi Rp 531,35 miliar. Berdasarkan laporan keuangan 2018, PT Timah mengantongi pendapatan Rp 11,04 triliun pada 2018. Realisasi itu naik 19,88 persen dari Rp 9,21 triliun pada 2017.
Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Emil Ermindra beberapa waktu lalu mengungkapkan terdapat sejumlah hambatan operasional yang membayangi bisnis perseroan tahun 2018. Dari laporan keuangan perusahaan diketahui beban pokok pendapatan perseroan tercatat naik lebih tinggi 21,85 persen secara tahunan. Beban pokok pendapatan naik dari Rp 7,69 triliun pada 2017 menjadi Rp 9,37 triliun pada 2018.
Laba kotor TINS senilai Rp 1,67 triliun pada 2018. Jumlah itu naik 9,96 persen dari Rp 1,52 triliun pada 2017. Dengan demikian, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp 531,35 miliar pada 2018. Pencapaian itu naik 5,76 persen dari Rp 502,43 miliar pada 2017. Adapun, total aset yang dimiliki perseroan tumbuh 27,30 persen dari Rp 11,87 triliun menjadi Rp 15,11 triliun.
Dalam siaran persnya, Manajemen TINS melaporkan produksi bijih timah sebanyak 45.514 ton pada 2018. Jumlah itu naik 42,77 persen dari 31,178 ton pada 2017. Secara komposisi, 49,90 persen bijih timah berasal dari laut atau offshore dan sisanya berasal dari darat atau onshore.
Sementara itu, produksi logam timah tercatat 33.444 Mton atau naik 10,56 persen dibandingkan dengan 30.249 Mton. Sejalan dengan realisasi itu, penjualan logam timah sebesar 33.818 Mton atau naik 13,05 persen dibanding 29.914 Mton pada 2017. (*)