Fenomena Gunung Es, Angka Penderita HIV di Pangkalpinang Terus Bertambah

- Senin, 20 Juni 2022 | 11:45 WIB
ilustrasi.(net)
ilustrasi.(net)

PANGKALPINANG,www.wowbabel.com – Angka penularan HIV/AIDS di Pangkalpinang terus bertambah di tengah pendemi Covid-19. Jumlah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) pada tahun 2021 sebanyak 49 orang.

Pada periode Januari hingga April 2022 angka tersebut bertambah menjadi 63 orang. Jadi ada penambahan ODHA sebanyak 14 orang.

Penyebaran HIV/AIDS sangat sulit terdeteksi. Data yang dikumpulkan saat ini hanya sebagian kecil dari besarnya jumlah orang yang sebenarnya mengidap HIV/AIDS. Banyak orang yang tidak memeriksakan dirinya sehingga angka pasti jumlah ODHA hingga saat ini tidak dapat diketahui.

Inilah yang dinamakan fenomena gunung es. Peningkatan jumlah ODHA yang tajam, dan banyaknya kasus HIV/AIDS yang diberitakan atau dihimpun oleh Dinas Kesehatan sesungguhnya adalah kenyataan yang hanya terlihat dipermukaan saja. Masih banyak ODHA yang tidak terdeteksi dan tidak sadar bahwa saat ini dirinya terjangkit HIV/AIDS.

Pengelola Program HIV/AIDS KPA (Komisi Penangulangan AIDS) Pangkalpinang, Syahru Siam atau akrab disapa Bung Yossi berharap kepada masyarakat, khususnya komunitas komunitas yang mempunyai risiko tinggi akan penularannya atau bagi mereka yang mengetahui seputar HIV Mungkin bisa mengunjungi KPA kota Pangkalpinang maupun di Dinas Kesehatan. Hal ini bertujuan untuk sekedar edukasi dalam tahapan awalnya.

"Karena kita bertujuan temen-temen komunitas yang risiko tinggi bisa berperilaku sehat semuanya. Ditambah lagi KPA punya program sosialisasi kepada pasangan risiko tinggi pada komunitas LGBT. Karena juga, LGBT di Pangkalpinang mulai meningkat angka risikonya,” imbuh Yossi saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

Yossi menegaskan bukan membicarakan LGBT nya, melainkan akibat daripada penyakitnya. Penyakit yang diakibatkan oleh prilaku seks menyimpang ini sangat rentan pada teman-teman LGBT. Terutama pada kasus yang lumayan tinggi ada pada GB atau Gay Biseksual.

{separator}

Ia mengutamakan agar teman komunitas bisa mengajak teman lain lainnya mengikuti tes HIV. Ia mengimbau tes HIV tersebut sangatlah bersifat rahasia. Hal ini untuk menepis anggapan atau stigma jika ada teman teman lainnya positif atau dalam hal ini disebut ODHA (Orang Dengan Hiv/Aids) tidak merasa didiskriminasikan.

Melihat adanya faktor diskriminasi ini, ia menyebutkan bahwa hal itu bukanlah berakar dari pelayanan atau teman-teman disekitar ODHA. Melainkan dari pribadi masing masing pengidap ODHA. Ini bisa dilihat ketika kebanyakan awalnya ODHA merasa ketakutkan dari aspek keluarga, rekan kerja, atau pasangan mereka, hal inilah yang menjadi kekhawatirannya.

Ia mengakui saat ini jumlah kasus HIV di Pangkalpinang sangat memprihatinkan, terutama pada pasangan risiko tinggi (resti). Pasangan risiko tinggi ini terdiri dari ibu rumah tangga. Serta ada juga kasus LSL (laki-laki Seks laki-laki) yang pada tahun 2021 lumayan tinggi hingga mencapai 19 orang yang disebabkan oleh pergaulan seks bebas sesama jenis.

Tahun 2022 kasusnya semakin meningkat dan temuan kasus nya pada tahun ini bertambah sebanyak 18 lebih orang di beberapa Kabupaten/Kota.

Sementara itu jika menyoroti rata-rata kasus hetroseksual dengan pasangan seks bebas sesama jenis, dilihat dari pantauannya, pada tahun 2021, KPA menghimpun sebanyak 13 orang termasuk kasus ibu-ibu hamil. Sementara itu ada temuan di lapangan sebanyak 3 orang Wanita Pekerja Seks (WPS). Adanya temuan kasus WPS ini menjadi pemicu pihak KPA untuk mengadakan VCT pada area lokalisasi.

“Kami juga kerja keras ini supaya mereka ini harus minum obat, karena yang ditakutin gunung es. Ibaratnya gunung es melihat permukannnya bagus tapi di bawahnya sangat rapuh ini yang ditakutkan,” kata Yossi.

Halaman:

Editor: Barly Wow

Terkini

Petani Babel Ekspor 25 Ton Chip Porang ke China

Jumat, 29 September 2023 | 13:46 WIB
X