PANGKALPINANG,www.wowbabel.com -- Menjaga toleransi merupakan cermin dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama. Adapun tiga tempat ibadah ini berada saling berdampingan pada satu lokasi di kawasan Tanjung Bunga yang terletak di wilayah Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Tiga rumah ibadah Kelenteng Sen Mu Miau, Pura Jagatnatha Surya Kencana dan Vihara ini berada saling berdekatan dan berdiri di atas kawasan perbukitan.
Lokasinya pun terletak tidak jauh dari objek wisata pantai Pasir Padi, hanya bersebelahan. Sehingga dapat dilalui dengan melewati jalan dari arah selatan pantai. Akses untuk menuju ke tempat ini pun cukup baik.
Sembari untuk melakukan ibadah maupun ritual, mereka dapat melihat panorama alam dan pemandangan laut dari atas perbukitan. Disaat hari libur tempat ini juga tampak ramai dikunjungi oleh wisatawan maupun masyarakat yang sengaja ingin bersantai.
Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung Akhmad Elvian mengatakan kawasan Tanjung Bunga akan dibangun prototipe wujud toleransi dan kebersamaan dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Bangka Belitung dengan membangun semua rumah ibadah agama di Indonesia.
"Saat ini sudah dibangun beberapa rumah ibadah seperti Kelenteng Sen Mu Miau, Pura Jagatnatha Surya Kencana dan Vihara, sedangkan yang belum dibangun ada beberapa rumah ibadah seperti Masjid dan Gereja. Pembangunan diprakarsai oleh Yayasan Untaian Kasih Enam," kata Elvian, Jumat (3/2/2020).
Tidak hanya di kawasan ini saja, Elvian menuturkan wujud sikap kebersamaan dan kerukunan umat beragama di Bangka Belitung memang sudah terbentuk dan terjalin sejak awal abad 18 Masehi. Sehingga banyak sarana ibadah yang dibangun masyarakat bersebelahan seperti Masjid Jamik Muntok dan Kelenteng Kung Fuk Miaw Muntok.
{separator}
Kemudian di Pangkalpinang, terdapat Masjid At Taqwa yang bersebelahan dengan Kelenteng Fuk Tet Che dan dulunya Kelenteng Kwan Tie Miaw Pangkalpinang juga bersebelahan dengan Kapel Agama Katolik di dekat Pasar.
Selain itu kata Elvian, wujud sikap rukun dan kebersamaan masyarakat di Bangka Belitung bukan dalam tataran ucapan saja tapi implementasinya tampak dalam kehidupan kemasyarakatan. Misalnya sikap saling kunjung masyarakat saat perayaan Hari Raya Imlek, Idul Fitri dan tahun baru.
Bahkan pada lokasi pemakaman pun kata Elvian, kebersamaan dan kerukunan hidup masyarakat sangat kentara seperti pada pemakaman Chung Hua Kungmuyen atau pemakaman Tionghoa Pangkalpinang atau pemakaman Sentosa terdapat berbagai pemakaman umat beragama.
"Ada Konghucu ada Kristen ada Buddha dan ada yang beragama Islam, misalnya makam Tjuriati Binti Kusuma Dewi dan makam Gunawan Bin Tanda," tukasnya Elvian.
"Di samping sebagai bentuk kebersamaan, keberagaman dan kerukunan serta toleransi kehidupan masyarakat Bangka Belitung, kawasan ini (Tanjung Bunga -- red) juga diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata Bangka Belitung dan masuk dalam jalur pengembangan wisata Bahari Kota Pangkalpinang dan diharapkan menjadi penghubung bagi pengembangan koridor wisata pesisir timur pantai Pulau Bangka," tukas Elvian.(hen/wb)