Oleh: Ranto (Dosen Ilmu Politik UBB dan Peneliti di Yayasan Kapong Sebubong Indonesia)
Pasca pengunduran diri Erfian Rosman sebagai wakil bupat terpilih di Kabupaten Bangka Tengah untuk Periode 2021-2024, para analis politik dan publik secara awam mulai menerka siapa sosok pengganti yang dinantikan. Belakangan ini sejumlah nama mulai disebutkan.
Kalau kita kerucutkan dari figur yang mulai disebutkan tadi, paling tidak ada 4 jalur kekuatan politik yang akan bertarung. Pertama, Jalur Koalisi. Politisi yang diusulkan sebagai wakil bupati berasal dari pengurus teras partai politik pengusung Pasangan BERIMAN, yakni ada Partai Nasdem, Partai PAN, PKS, Golkar, dan lain-lainnya.
Untuk kandidat dari Golkar saya kira tidak akan muncul melalui jalur ini mengingat bupati yang terpilih saat ini adalah Ketua DPD Golkar Bangka Tengah. Oleh karenanya, yang paling berpeluang untuk diusulkan namanya melalui jalur ini yakni Ketua DPD Nasdem dan Ketua DPD PAN.
Kedua, Jalur dari Trah Ibnu Saleh. Meskipun Ibnu Saleh sudah meninggal dunia, rasa penghormatan yang besar untuk almarhum ini masih melekat di elit-elit politik yang ada di Bangka Tengah. Kabar adanya tokoh politik di Bumi yang berjuluk Selawang Segantang ini menginginkan keluarga dari almarhum untuk menjadi calon wakil bupati nanti merupakan bukti nyata adanya komitmen dan loyalitas untuk keluarga Ibnu Saleh.
Ketiga, Jalur Trah Erzaldi. Beberapa hari belakangan ini, beberapa media massa lokal mulai terang-terangan mem-framing publik bahwa Melati Erzaldi (Istri Erzaldi) cukup pantas menggantikan abang iparnya yang lebih memilih jabatan politik di Senayan. Tak hanya itu saja, adik kandung Erzaldi pun juga mulai disebut-sebut bisa diandalkan juga untuk mengemban amanah sebagai wakil bupati Bangka Tengah nanti.
{separator}
Dari beberapa nama yang sudah disebutkan tadi (mulai dari Jalur Trah Ibnu Saleh dan Jalur Trah Erzaldi) memang belum menyatakan kesediaan secara langsung untuk mengisi kursi kosong wakil bupati. Sampai dengan tulisan ini dibuat, publik juga belum pernah mendengar penolakan secara langsung pula. Jadi, dari 2 Jalur Trah ini, sepertinya masih wait and see. Meskipun demikian, mengabaikan nama-nama dari 2 Jalur Trah ini juga terlalu naif.
Keempat, Jalur Kursi Kosong. Jalur Kursi Kosong ini sebenarnya tidak diharapkan akan dipilih oleh elit-elit politik yang ada di Bangka Tengah. Meskipun posisi Wakil Bupati tidak terlalu berpengaruh dalam menjalankan roda pemerintahan di sebuah daerah, secara etis dan bijaksana posisi ini harus diisi.
Dalam perkiraan saya nanti, ketika memilih kandidat yang akan mengisi kursi kosong ini cukup riuh dan gaduh. Seriuh dan segaduh apapun, saya mengharapkan kepentingan publik perlu diprioritaskan yakni dengan mengutus dan memilih wakil bupati yang kosong itu. Seperti yang kita ketahui, di periode sebelumnya Bupati dan elit-elit politik di Bangka Tengah punya catatan negatif dengan meniadakan wakil bupati dalam kurun waktu yang cukup lama.
Fenomena ini tidak saja ada di Bangka Tengah. Untuk periode yang samapun di kabupaten paling barat Pulau Bangka juga melakukan hal yang sama. Pengalaman ini tidak terlalu baik bagi proses regenerasi kepemimpinan di aras lokal. Oleh karenanya, belajar dari pengalaman yang buruk ini, posisi wakil bupati di Bangka Tengah harus segera diisi.
Dari 4 jalur yang disebutkan tadi, diskusi selanjutnya yang cukup menarik diulas adalah Jalur Trah Erzaldi. Memilih sosok pengganti Erfian bukan hanya sebuah kesempatan untuk mengisi jabatan wakil bupati yang kosong, tetapi juga sekaligus sebagai pertaruhan besar Erzaldi untuk Pilkada 2024 nanti.