PANGKALPINANG, wowbabel.com -- Timah gagal menemukan momentum kenaikan dan terus terpuruk ke rekor harga terendah baru tahun ini. Aksi penjualan logam dasar di pasar London Metal Exchange (LME) mendorong harga lebih rendah, Harga timah berjangka jatuh 6% menjelang penutupan pasar, Kamis (23/6/2022) petang.
Ada aksi jual berjangka untuk logam dasar yang luas di LME karena ketidakpastian ekonomi makro terus membebani logam dasar. Harga timah kontrak tiga bulan pada pukul 16.03 WIB di LME jatuh ke US$27.500 per metrik ton. Sehari sebelumnya timah juga terpuruk 7%.
"Harga LME mencerminkan kekhawatiran di pasar," kata salah satu pedagang logam dasar di Eropa yang dikutip Fastmakerts.
Kejatuhan harga logam dasar karena pasar makin khawatir terhadap resesi sekonomi global menyebabkan penurunan permintaan dan kekhawatiran permintaan China sebagai konsusmen utama logam dasar setelah mengambil kebijakan penutupan wilayahnya mengatasi pandemi COVID-19.
"Pasar komoditas terpukul oleh kehancuran permintaan yang disebabkan oleh kekhawatiran resesi. Hal ini terlihat dari besi hingga energi dan logam dasar," kata seorang pedagang logam yang berbasis di Singapura.
Demikian juga dengan harga timah di pasar logam dasar Shanghai. Timah berjangka Shanghai Futures Exchange (SHFE 2207) ditutup turun 5,08% atau 12.230 yuan pada 228.390 yuan per metrik ton.
Di pasar spot, pabrik peleburan timah Cina terus memperkuat kuota bahkan beberapa menangguhkan pengiriman. Namun, kuotasi dari hulu turun seiring dengan penurunan harga berjangka, dan berada di rata-rata 235.500 yuan per metrik ton.
Kemarin sesuai laporan SMM, persediaan timah di waran SHFE turun 228 metrik ton menjadi 3.087 metrik ton dan persediaan timah di gudang LME bertambah menjadi 3.335 metrik ton.
"Timah SHFE turun ke level terendah baru 232.000 yuan sejak Agustus 2021. Timah LME juga turun. Timah SHFE dan LME mencatat kerugian masing-masing sebesar 3,17% dan 2,79% pada jeda perdagangan siang," kata analis SMM. (wb)