Timnas Iran di Piala Dunia Qatar dengan Kontroversi

OLAHRAGA,www.wowbabel.com -- Timnas Iran di Piala Dunia 2022 adalah satu-satu tim Asia berada dalam peringkat 20 dunia. Tapi mereka bertolak ke Qatar dengan banyak kontroversi. 

Pelatih Timnas Iran Carlos Queiroz tidak menghadiri konferensi pers saat mengumumkan skuad Iran untuk Piala Dunia Qatar 2022. Pengumuman hanya melalui pernyataan di situs resmi federasi sepak bola Iran.

Media Iran sebelumnya melaporkan bahwa ketidakhadirannya karena federasi menekannya untuk menjatuhkan pemain tertentu yang  berbicara menentang pemerintah Teheran, termasuk pemain bintang Sardar Azmoun.

Baca Juga: Kejutan Generasi Baru Serbia di Piala Dunia Qatar

Namun, Azmoun dan pemain lainnya yang kritis terhadap pemerintah Iran semuanya masuk dalam daftar skuad timnas untuk ke Qatar.

Masih harus dilihat apakah para pemain ini akan terus memprotes pemerintah saat mereka melakukannya pada kesempatan lain dengan menutupi warna dan lencana negara mereka dengan mengenakan jaket hitam saat lagu kebangsaan dimainkan.

Beberapa pemain terbaik tim nasional secara terbuka berbicara mendukung Mahsa Amini yang dibunuh pada bulan September oleh polisi Iran.

Baca Juga: Noah Okafor Penampilan Perdana Membela Swiss Piala Dunia 2022

Pembunuhannya diikuti oleh  protes terhadap kebrutalan dan penindasan polisi. Satu pemain yang berbicara tentang Amini adalah penyerang Bayer Leverkusen Azmoun.

Lupakan kontroversi, Iran  menuju ke Piala Dunia ketiga berturut-turut dan  bertujuan untuk lolos dari babak grup pertama kalinya dalam sejarah mereka.

Pasukan Carlos Queiroz menampilkan performa yang menggembirakan di Rusia empat tahun lalu, finis ketiga dalam grup dengan menahan raksasa Eropa Spanyol dan Portugal serta perwakilan Afrika Maroko.

Baca Juga: Choupo Moting Paling Berpengalaman di Timnas Kamerun Piala Dunia 2022

Iran di Qatar bergabung dengan Inggris, Wales dan Amerika Serikat di Grup B. Querioz masih memilih materi pemain langganan di timnas. Kiper Alireza Beiranvand  menjadi pilihan pertama perusahaan untuk Iran.

Amir Abedzadeh dan Hossein Hosseini mampu menjadi pendukung.