JAKARTA,www.wowbabel.com -- Sejumlah indikator ekonomi memberikan optimisme bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadapi badai resesi dunia saat ini.
Presiden Jokowi optimis jika Indonesia masih mampu untuk pulih ekonominya. Bahkan di kuartal ketiga tahun 2022, Jokowi perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh antara 5-6 persen.
Sementara di beberapa negara, menurut Presiden Jokowi pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi dengan inflasi yang sangat tinggi sebagai dampak dari krisis yang tidak dapat dipastikan berakhirnya.
Baca Juga: Jokowi Ingatkan Inflasi Tak Terkendali Momok Menakutkan Saat Ini
"Kita tahu sekali lagi, hampir semua negara tumbuh melemah, terkontraksi ekonominya. Tiap hari yang kita dengar selalu krisis energi, minyak, gas, hampir semua negara. Krisis finansial, pergerakan currency/nilai tukar yang melompat-lompat," kata Presiden Jokowi pada acara United Overseas Bank (UOB) Economics Outlook 2023, di Jakarta, Kamis 29 September 2022.
"Kalau dilihat angkanya, kita ini masih baik nilai tukar kita, memang melemah -7. Tapi bandingkan dengan negara-negara lain, Jepang minus 25, RRT minus 13, Filipina minus 15, dan lain-lain. Ini yang harus kita syukuri dan kita memang masih perlu kerja keras dalam jangka panjang," kata Jokowi.
Situasi ekonomi dan politik dunia yang penuh ketidak pastian saat ini masih membuat Presiden Jokowi optimis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2022 ini.
"Negara kita Indonesia, kalau saya melihat pemulihan ekonominya masih relatif, relatif masih kuat. Coba kita lihat satu-satu. Ini tadi saya baru saja pagi tadi mendapatkan laporan, saya tiap pagi itu selalu mendapatkan laporan angka-angka," ujarnya.
Lalu Presiden Jokowi memaparkan angka-angka tentang indikator ekonomi Indonesia dari laporan yang setiap hari masuk ke meja kerjanya.
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.764 triliun, tumbuh 49 persen year on year (yoy). Kemudian penerimaan pajak mencapai Rp1.171 triliun, tumbuh 58 persen.
Baca Juga: Dunia Dilanda Krisis Pangan, Jokowi : 19.600 Orang Mati Setiap Hari
"Ini yang para pembayar pajak, saya ingin mengucapkan terima kasih. Artinya, pembayar pajak masih ada dan justru tumbuh 58 persen," ujarnya.
Lalu penerimaan bea dan cukai Rp206 triliun ini tumbuh 30,5 persen.
Artikel Terkait
Inflasi Bangka Belitung Tinggi, Pengamat Ekonomi Katakan Ini
Harga BBM Naik, Pemkot Pangkalpinang Bagikan Beras untuk Masyarakat Ekonomi Lemah di Girimaya
DWG G20 Belitung: Ekonomi Biru, Cocok Untuk Bangka Belitung di Masa Depan
Fadli Zon : Pemerintah Gagal Jaga Fundamental Ekonomi dan Berpihak pada Rakyat