NASIONAL, www.wowbabel.com -- Prabowo Subianto dalam akun resmi facebooknya menulis cerita singkat tentang pembebasan sandera oleh Kelompok GPK di daerah Mapenduma, Papua pada tahun 1996.
Dalam postingan tersebut sebelumnya Prabowo mengisahkan sosok anggota TNI yang bernama Bayani.
Bayani adalah seorang Bintara Senior atau Bintara Tinggi (Bati) dengan pangkat Pembantu Letnan Satu (Peltu).
Menurut mantan Danjen Kopassus ini, Bayani dikenal begitu berani sehingga dia pernah menyusup ke kamp gerilya musuh sendirian tanpa senjata. Dia melewati para penjaga menuju orang-orang yang berkerumun di sekitar api unggun.
"Dia meraih senapan mereka dan mengalahkan mereka. Ia bawa mereka kembali sebagai tahanan. Dia adalah tentara yang selalu tersenyum, suka bercanda juga. Jika ada Rambo di TNI, saya kira Bayani bisa memenuhi syarat untuk jadi Rambo," tulis Prabowo dalam postingannya, Rabu 15 Maret 2023.
Dikatakan Prabowo, Peltu Bayani direkomendasikan kepada dirinya oleh senior, yakni Mayor Zacky Anwar.
"Menurut Pak Zacky Anwar, Bayani adalah prajurit yang hebat di lapangan. Dia memiliki teknik lapangan yang hebat, kekuatan fisik yang hebat, dia bisa bergerak di hutan secara diam-diam," kata Prabowo.
Dikatakan Prabowo, Peltu Bayani ikut berperan dalam operasi pembebasan sandera Mapenduma, yaitu operasi militer untuk membebaskan sejumlah peneliti yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Lorentz ‘95 yang disandera kelompok GPK di daerah Mapenduma, Papua pada tahun 1996.
Dalam upaya membebaskan sandera tersebut, dirinya membentuk tim inti pembaca jejak yang terdiri dari pasukan Kopassus dan pasukan Kodam Cenderawasih.
"Mereka semua putra daerah. Kami memberi nama Tim Kasuari, dengan dipimpin langsung Bayani. Tugas mereka adalah masuk ke daerah yang paling sulit," kata Prabowo.
Diakui Prabowo, pada tahun 1996, TNI tidak memiliki satelit, drone, dan pesawat pengintai yang baik sehingga sangat sulit untuk mendapatkan data intelijen yang mutakhir atau real time intelligence.
"Bahkan kita tidak memiliki peta topografi dengan skala 1:50.000. Yang ada hanya satu peta bagan yang terbuat dari tangan. Peta inilah yang akhirnya kita perbanyak," ujarnya.
Menjelang waktu untuk memutuskan operasi akan dimulai, dirinya diberi tahu oleh peninjau dari luar negeri, yaitu dari Inggris.
Mereka menyampaikan bahwa mereka telah berhasil menyelundupkan satu alat -beacon- pada saat mereka menitip obat-obatan, makanan, pakaian melalui Palang Merah Internasional kepada para sandera.
Artikel Terkait
Masih Duduk di Bangku SMP, Anak Lilis Karlina Diduga Edarkan Narkoba dan Dibekuk Polisi
Aktor Ammar Zoni Cs Bakal Dikurung di Lido Selama Enam Bulan
Menteri Budi Karya Imbau Agar Pemudik Tidak Menggunakan Sepeda Motor, Ini Alasannya