Isu Penculikan Anak Marak di Babel, Psikolog Ingatkan Jangan Sampai Anak Kehilangan Rasa Aman untuk Bermain

- Selasa, 31 Januari 2023 | 17:02 WIB
Dosen Psikologi IAIN Syaikh Abdurahham Sidik, Wahyu Kurniawan (IST)
Dosen Psikologi IAIN Syaikh Abdurahham Sidik, Wahyu Kurniawan (IST)

www.wowbabel.com — Maraknya informasi tentang percobaan penculikan yang terjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membuat kekhawatiran bagi orang tua. Edukasi bagi orang tua dan anak menjadi penting agar tidak menciptakan ketakutan yang berkelanjutan. 

Dosen Psikologi Islam IAIN Syekh Abdurahman Sidik Wahyu Kurniawan M.PSi,.Psikolog menjelaskan sebagai masyarakat umum dan biasa, melihat anak anak bermain dengan ceria, bergembira di sekolahan, berlari di kampungnya, menari nari di taman bermainnya adalah hal yang sudah menjadi hal pasti didambakan.

Namun menjelang akhir tahun dan tahun baru ini di berbagai pemberitaan masif menyampaikan kasus penculikan, pembunuhan terhadap anak, pencurian organ tubuh anak, ada informasi harga pada tiap organ membuat orangtua menjadi sangat takut mendengarkannya.

Baca Juga: Viral, Beredar Video Penculikan Anak di Bekasi Dimasukan Dalam Karung, Begini Faktanya

Wahyu mengatakan, hal ini memang informasi yang harus disampaikan namun jangan saja informasi ini dibiarkan hingga masyarakat hilang rasa aman khususnya bagi anak-anak.

Jika di kelurahan biasanya anak-anak bergembira main dan sebagainya ini adalah hal biasa karena bermain adalah dunia anak. Dengan bermain anak akan bisa tumbuh kecerdasan emosi, kognitifnya akan tumbuh berkembang.

“Namun saat ini banyak orangtua yang maunya anak anak di rumah saja, 'jangan bermain di luar nak', dan tidak tau sampai kapan akan ada kata aman. anak-anak tentu akan bertanya dan orangtua akan diminta jawaban, dan umumnya anak tak akan mampu menembus penjelasan "nak jangan diluar, takut nanti di culik orang,” kata wahyu.

Baca Juga: Adanya Percobaan Penculikan Anak di Bangka Tengah, Kapolres Buka Layanan Pengaduan

Ia menambahkan, namanya anak pasti ada yang menganggap ini adalah ancaman. ancaman tentu akan melekat pada pikirannya. Tentu saja tidak ke anak orang dewasa saja akan bermasalah.

“Kita contoh kasus di papua misalkan, belum tentu kebenarannya bahwa ia penculik dan data olah kejadian malah korban adalah ODGJ dan terpaksa meregang nyawa. Nah ini akan muncul ketakutan dan prasangka ke masyarakat pula dan tentu mental masyarakat akan terganggu dibuat rasa prasangka,” jelasnya.

Oleh karena itu, Ia mengharap pihak berwajib justru jangan melemparkan ini pada masyarakat semata, rasa aman, rasa nyaman, membuat anak bergembira di sekolah dan di kampung tempat tinggalnya adalah suatu keharusan.

Baca Juga: Ramai Beredar Isu Penculikan Anak, Polisi Minta Orang Tua Lebih Waspada 

Wahyu memberikan saran agar semua pihak berperan dalam membangun kepercayaan masyarakat bahwa Babel adalah Provinsi aman dan ramah pada anak-anak.

“Meminta kepada pihak berwajib membuat langkah-langkah nyata agar anak-anak bisa lebih aman,” katanya.

Selain itu, perlu mengedukasi masyarakat bahwa pemerintah siap bertangung jawab dan sekolah dan lingkungan tempat tinggal adalah tempat yang aman. Mengaktifkan setiap perangkat desa dan lainnya untuk sadar bahwa dunia anak adalah dunia bermain maka diperlukan pengawasan secara masif.

Halaman:

Editor: Krisya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X