BANGKA BELITUNG, www.wowbabel.com -- Cuaca ekstrem masih terjadi di Perairan Kabupaten Bangka Barat yang menyebabkan nelayan terpaksa harus mengurangi aktivitas melautnya.
Akibat cuaca ekstrem menyebabkan penghasilan nelayan menurun dratis dari keadaan normal karena tidak bisa melaut terlalu jauh.
Salah satu nelayan di pesisir Pantai Batu Rakit Muntok, Kabupaten Bangka Barat Erwan menceritakan gelombang yang tinggi sehingga mereka hanya bisa melaut di pinggir.
Baca Juga: Harga Cabai di Pangkalpinang Mahal, Petani Gagal Panen Hingga Cuaca Ekstrem
"Walaupun gelombang besar kami nelayan pinggir masih tetap melaut, cuma berani di jarak dekat saja. Kalau normal kita jaraknya sekitar 30 kilometer, kalau buruk gini setengah dari itu cuma 15 kilometer," ujar Erwan, Selasa 24 Januari 2023.
"Kalau tangkapan pasti berdampak, kalau di cuaca yang bisa kita tembus bisa ratusan kilogram, ini sekali pergi hanya 5-10 kilogram," ceritanya.
Senada, nelayan lainnya Abdul Hamid, mengungkapkan dirinya masih melaut namun menggunakan kapal-kapal berukuran besar.
Baca Juga: Mesin Kapal Rusak, Akhirnya Dua Nelayan yang Kehilangan Kontak Berhasil Dievakuasi
"Bulan-bulan ini memang cuaca buruk dan gelombang air laut besar, jadi kami nelayan yang kecil-kecil ini susah untuk ke laut. Kalau jadwal mancingnya dari sore ke pagi, ya jelas tidak berani ke tengah, karena tinggi gelombangnya itu sekitar satu setengah meter," ungkap Abdul Hamid.
Sementara itu, Kepala BPBD Bangka Barat Achmad Nursyandi mengimbau seluruh masyarakat nelayan yang ada di wilayah Kabupaten Bangka Barat untuk selalu berhati-hati saat melaut.
Achmad Nursyandi menyatakan dirinya juga meminta kepada para nelayan untuk menunda aktivitas melautnya, hingga cuaca kembali membaik di Bulan Februari 2023 mendatang.
Baca Juga: Mesin Kapal Mati, Delapan Nelayan Terombang Ambing di Perairan Pulau Semujur
"Kepada nelayan kami hmbau untuk melihat situasi angin maupun gelombang laut, karena berdasarkan data angin dan gelombang, masih cukup tinggi dan kencang. Jadi berhati-hati, kalau bisa ditunda ya ditunda dulu, sampai bener-bener aman diatas," ucap Achmad Nursyandi. (*)
Artikel Terkait
Sepuluh Nelayan Desa Bakit Terima Mesin Tempel 9,8 PK dari PT Timah Tbk
Nelayan Pulau Rengit Akhirnya Bisa Simpan Hasil Tangkapan di Kulkas, Setelah Listrik Masuk Pulau
Mesin Kapal Mati, Delapan Nelayan Terombang Ambing di Perairan Pulau Semujur
Nelayan Asal Belilik Hilang di Muara Laut Desa Kurau Barat, Tim SAR Lakukan Penyisiran