"Kalau melalui CV ini harganya rendah. Negara kita sudah merdeka kenapa kita dijajah lagi. Jadi kami harap sebagai penambang, untuk harga timah jangan turun karena perekonomian masyarakat tergantung dari tambang. Kalau harga timah turun seluruh perekonomian di Babel akan lumpuh," tuturnya.
Baca Juga: Sukirman Minta BPOM Lebih Teliti dan Ketat Dalam Pengawasan Obat dan Makanan
Lebih lanjut, Rahman berharap kepada Pemprov Bangka Belitung agar dapat memberikan solusi terkait mengimbangi harga yang ada saat ini jangan selisihnya terlalu jauh.
"Tolonglah dari pihak PT Timah dan Pak Gubernur tolong berikan kebijakan kepada rakyat, supaya perekonomian Babel hidup seperti semulanya," harapnya.
Sedangkan, Kosim salah satu warga Kecamatan Kelapa mengungkapkan di Bangka Barat ini untuk hutan produksi (HP) ada 60 persen, 20 persen hutan lindung (HL) dan 20 persen hutan untuk masyarakat.
Oleh karena itu, dirinya menanyakan apakah masyarakat diperbolehkan untuk berkecimpung menggarap hutan produksi itu, dikarenakan selama ini masyarakat setempat merasa ketakutan saat hendak menebang hutan di sana.
Baca Juga: Ini Harapan Besar Sukirman Setelah Menerima Kunjungan Jokowi
"Apakah masyarakat bisa berkecimpung di hutan HP itu, karena saya lihat masyarakat di kampung itu ada yang sembunyi- sembunyi untuk menembang hutan. Mohon petunjuk kepada pak gubernur, seperti apa," tukas Kosim.(*)
Artikel Terkait
Miliki 26 Ribu Koleksi Buku, Perpusda Bangka Barat Masih Butuh Koleksi Buku Ilmiah
Meriahkan HUT Ke-22 Babel, Cabdin ESDM Bangka Barat Gelar Berbagai Lomba
HKTI dan Pertani Bangka Barat Bagikan 65 Paket Sembako untuk Penyandang Disabilitas
Atlet Perpani Bangka Barat Raih Lima Medali di Ajang Basel Archery Scoring Day