Keistimewaan Tradisi Nganggung Sepintu Sedulang di Bangka Belitung

- Kamis, 8 Juni 2023 | 10:45 WIB
Ayu Apriliya Kusuma (Ist)
Ayu Apriliya Kusuma (Ist)


Oleh: Ayu Apriliya Kusuma

BANGKA BELITUNG, www.wowbabel.com-- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Indonesia meliputi pulau Pulau Bangka. bergegas melalui Selat Bangka, yang lebarnya hanya 9 mil (14 km) pada titik tersempitnya, di lepas pantai timur Sumatera. Pulau yang memiliki luas permukaan 4.375 mil persegi (11.330 kilometer persegi) ini merupakan daratan terluas di provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Menurut sensus tahun 2022, Pulau Bangka berpenduduk 1.473.200 jiwa. Jantung pulau terjal dengan ketinggian mencapai 2.300 kaki (700 meter), dan dikenal dengan vegetasi tropisnya yang rimbun.

Beberapa praktik budaya dan adat istiadat khas salah satunya di Bangka Belitung yang disebut Nganggung Se Pintu Sedulang, yang telah berkembang menjadi adat setempat juga.

Ritual sedekah/kenduren (Jawa) dan tradisi Nganggung memiliki kesamaan, namun adat Nganggung juga berbeda dalam beberapa hal, antara lain tempat penyajiannya, cara mengemasnya, cara penyampaian dulang, dan di mana jemaah duduk saat itu sedang dilayani.

Ini memerlukan pertemuan besar dengan makanan dari setiap keluarga dalam waktu yang ditentukan. Selain itu, kebiasaan ini dipraktikkan di Pangkalpinang. Budaya Nganggung yang terdapat di sekolah dan masyarakat mengandung kearifan lokal untuk merancang sekolah ramah anak.

Baca Juga: Wow.. 9 Fakta Unik Tentang Bangka Belitung yang Harus Kamu Ketahui

Ideologi budaya ini mewujudkan kearifan lokal tentang kerja sama dan berbagi. Untuk makan bersama, sekelompok orang mengangkut nampan dan tutup saji berisi makanan yang telah dimasak di rumah ke area pusat.

Uniknya, praktik ini sering bertepatan dengan peringatan hari besar Islam seperti maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra Mi'raj. Mungkin juga melibatkan acara tahlilan untuk almarhum, yang dikenal sebagai Ruahan.

Tradisi Nganggung ini mayoritas dilakukan oleh masyarakat adat Nganggung. Dengan demikian, kinerja melibatkan penegakan adat, memupuk persahabatan, membina persaudaraan, dan menyediakan makanan bagi mereka yang membutuhkan.

Ritual Nganggung biasanya dilakukan pada hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, Nuzul al-Qur'an, 1 Muharram, Isra' Mi'raj, Maulid Nabi Muhammad SAW, serta ruh kubur. , peringatan kematian, pelepasan haji, dan penyambutan pengunjung penting. di Menyusul selesainya salat Id di masjid Jami' dan masjid-masjid kecil lainnya, dua hari raya—Idul Fitri dan Idul Adha—dirayakan menurut adat Nganggung.

Sedangkan perayaan Maulud Nabi Muhammad berlangsung pada malam hari tanggal 11 Rabi'ul Awwal setelah sholat Isya dan diakhiri pada pukul 22.00 WIB. Tergantung permintaan shahibul hajat, upacara peringatan kematian dilakukan setelah pelayat kembali dari prosesi pemakaman pada hari pertama dan setelah salat Maghrib atau Isya pada hari kedua, ketujuh, dua puluh lima, empat puluh, satu tahun, dua tahun. tahun, dan tanda seribu hari.

Upacara Nganggung sering dilakukan dari pukul 09.00 sampai selesai untuk melepas jemaah, meskipun dilakukan pada waktu yang berbeda untuk menyambut pengunjung penting sesuai dengan jadwal kedatangan mereka.

Tidak hanya masakan yang disajikan secara unik dan disajikan dengan topi saji tertentu, penduduk setempat juga mengantarkan makanan tersebut dengan cara yang khas ke masjid atau lokasi hajatan.

Halaman:

Editor: Taharulah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Petani Babel Ekspor 25 Ton Chip Porang ke China

Jumat, 29 September 2023 | 13:46 WIB
X