Belasan Tahun Mengabdi Jadi Guru, Ilusmasari Gagal Seleksi PPPK dan Dikalahkan Guru yang Baru Mengajar 2 Tahun

- Rabu, 22 Maret 2023 | 06:46 WIB
Sebanyak 16 orang guru honorer mendatangi Gedung DPRD Bangka Barat lantaran tidak puas dengan hasil seleksi PPPK.  (agus babar)
Sebanyak 16 orang guru honorer mendatangi Gedung DPRD Bangka Barat lantaran tidak puas dengan hasil seleksi PPPK. (agus babar)

BANGKA BELITUNG,www.wowbabel.com -- Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangka Barat terkait kecewanya para guru honorer yang gagal seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) 2022 fungsional guru.

Kecewanya para guru honorer itu lantaran diindikasi adanya keberpihakan tim penilaian yang dilakukan oleh sekolah tersebut.

Dengan kecewanya para guru honorer yang gagal dalam seleksi PPPK 2022. Sebanyak 16 guru honorer mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangka Barat.

Ilusmasari salah satu perwakilan guru honorer yang gagal dalam seleksi PPPK 2023 sebagai guru fungsional.

Lalu, ia mengakui bahwa dirinya telah mengabdi menjadi seorang guru sejak 2006 lalu, dan saat ini harus menerima kegagalan dalam mengikuti seleksi PPPK 2022.

Baca Juga: Tak Lulus Seleksi PPPK, 16 Guru Honorer Curhat ke DPRD Bangka Barat, Naim: Ada Poin yang Dianggap Tak Adil

"Saya mengajar sudah 17 tahun 5 bulan, yang saya tidak terima dengan test ini adalah sistem penilaiannya dilakukan oleh kepala sekolah, guru senior dan pengawas," ungkap Ilusmasari saat Rapat dengan pendapat (RDP) DPRD Bangka Barat, Selasa 21 Maret 2023.

Lanjut, pada saat pemilihan tim penilaian seleksi PPPK di sekolahnya itu Kepala Sekolah langsung menunjuk secara pribadi tanpa dilakukan seleksi terlebih dahulu.

"Kepala sekolah itu tanpa menanyakan kepada rekan-rekan guru disana, siapa yang cocok untuk jadi guru senior. Tapi dia (Kepala sekolah) langsung menunjuk sendiri misalnya si A jadi guru senior tanpa meminta pendapat dari kami para guru," jelasnya.

Kedua, saat mengambil penilaian itu server down atau susah masuk jadi para kepala sekolah, guru senior melakukan penilaian di rumah masing-masing.

"Jadi penilaiannya di lakukan dirumah bukan di tempat berkumpulnya seluruh tim penilai. Setelah keluar hasil nilai yang kenyataan kami masa kerjanya lebih lama. bisa kalah sama anak yang baru bekerja 2 tahun lebih," jelasnya.

"Jadi kami bingung penilaiannya itu gimana, sepertinya ada diikuti rasa suka dan tidak suka dari tim penilai itu yang bikin sakit hati. Waktu saya konfirmasi sama tim penilai, tapi mereka menyalahkan kami, di bilang tidak terimakasih, tidak tau reti, jadi saya bingung sudah sedih ditambah sedih lagi," imbuhnya.

Baca Juga: Belasan Tahun Mengajar Tak Lulus Seleksi PPPK, 16 Guru Honorer Datangi Gedung DPRD Bangka Barat

Menanggapi hal itu, Kabid GTK SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bangka Barat, Teni Wahyuni menjelaskan untuk tim penilai itu telah diatur dalam Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud).

Halaman:

Editor: Barly Wow

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X