Belasan Tahun Mengajar Tak Lulus Seleksi PPPK, 16 Guru Honorer Datangi Gedung DPRD Bangka Barat

- Selasa, 21 Maret 2023 | 21:51 WIB
Sebanyak 16 orang guru honorer mendatangi Gedung DPRD Bangka Barat lantaran tidak puas dengan hasil seleksi PPPK.  (agus babar)
Sebanyak 16 orang guru honorer mendatangi Gedung DPRD Bangka Barat lantaran tidak puas dengan hasil seleksi PPPK. (agus babar)

BANGKA BELITUNG,www.wowbabel.com -- Sebanyak 16 guru honorer mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangka Barat lantaran tidak puas dengan penilaian seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

Pasalnya, saat proses seleksi PPPK terdapat tim penilai dari pihak Kepala Sekolah, Guru senior dan Pengawas dari Sekolah. 

Hal itu, membuat para guru yang mengikuti seleksi PPPK merasa tak adil lantaran dikhawatirkan adanya indikasi ketidak sukaan dari tim penilai tersebut. 

Baca Juga: Pemkab Bangka Barat Siapkan 54 Tenda Untuk Bazar Ramadhan, Tersebar di Enam Kecamatan

Ketidak puasan dengan penilaian yang dilakukan saat seleksi PPPK itu disampaikan oleh salah satu perwakilan dari ke 16 guru honorer yakni, Ilusmasari yang saat ini aktif mengajar di sekolah dasar (SD) Negeri 17 Kelapa, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat

Kemudian, Ilusmasari mengakui dirinya telah mengabdi menjadi seorang guru sejak 2006 lalu, dan saat ini harus menerima kegagalan dalam mengikuti seleksi PPPK

"Saya mengajar sudah 17 tahun 5 bulan, yang saya tidak terima dengan test ini adalah sistem penilaiannya dilakukan oleh kepala sekolah, guru senior dan pengawas," ucap Ilusmasari saat dilakukan pertemuan di DPRD Bangka Barat. Selasa, 21 Maret 2023.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Ada Operasi Pasar Murah di Dua Kecamatan di Bangka Barat

Lanjut, pada saat pemilihan tim penilaian seleksi PPPK di sekolahnya itu Kepala Sekolah langsung menunjuk secara pribadi tanpa dilakukan seleksi terlebih dahulu. 

"Kepala sekolah itu tanpa menanyakan kepada rekan-rekan guru di sana, siapa yang cocok untuk jadi guru senior tapi. Dia (Kepala sekolah) langsung menunjuk sendiri misalnya si A jadi guru senior tanpa meminta pendapat dari kami para guru," jelasnya. 

Kedua, saat mengambil penilaian itu server down atau susah masuk jadi para kepala sekolah, guru senior melakukan penilaian di rumah masing-masing. 

"Jadi penilaiannya dilakukan di rumah bukan di tempat berkumpulnya seluruh tim penilai. Setelah keluar hasil nilai yang kenyataan kami masa kerjanya lebih lama. bisa kalah sama anak yang baru bekerja 2 tahun lebih," jelasnya.

"Jadi kami bingung penilaiannya itu gimana, sepertinya ada diikuti rasa suka dan tidak suka dari tim penilai itu yang bikin sakit hati. Waktu saya konfirmasi sama tim penilai, tapi mereka menyalahkan kami, di bilang tidak terimakasih, tidak tau reti, jadi saya bingung sudah sedih ditambah sedih lagi," tuturnya. 

Sementara itu, Ilusmasari menegaskan dirinya tidak mau dibandingkan dengan seseorang yang baru 2 tahun lebih bekerja sebagai guru honorer itu. 

Halaman:

Editor: Barly Wow

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X