MOSKOW, wowbabel.com – Presiden Rusia Vladimir Putin mengawasi latihan tahunan pasukan nuklir strategis meningkatkan ketegangan dengan Barat selama perang delapan bulan di Ukraina.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan pada saluran berita televisi Rossiya-24, bahwa Rusia mengadakan latihan kekuatan nuklir strategis untuk mempraktekkan serangan balasan besar-besaran terhadap musuh.
Sebagai bagian dari latihan perang nuklir Rusia, rudal balistik antarbenua Yars diluncurkan dari kosmodrom Plesetsk dan rudal balistik Sineva dari Laut Barents di Kamchatka. Dua pesawat jarak jauh Tu-95MS terlibat dalam latihan tersebut. Keduanya menembakkan rudal jelajah.
Menurut situs web Kremlin, semua tugas diselesaikan secara penuh dan semua rudal mengenai target mereka, mengkonfirmasi karakteristik yang diharapkan.
Baca Juga: Rusia Ingatkan Perang Nuklir Bencana Bagi Dunia
“Sesuai dengan jadwal pelatihan Angkatan Bersenjata Rusia, sebuah latihan diadakan untuk melatih komando dan kontrol Angkatan Bersenjata, termasuk tugas melakukan serangan nuklir besar-besaran oleh kekuatan nuklir strategis sebagai pembalasan atas serangan nuklir musuh,” kata Shoigu dalam sebuah laporan kepada Presiden Vladimir Putin.
Sebagai reaksi dari latihan perangnuklir Rusia, Amerika Serikat telah mempercepat pengerahan bom nuklir versi yang lebih akurat andalannya ke pangkalan NATO di Eropa, menurut kabel diplomatik AS dan dua orang yang mengetahui masalah tersebut.
Para pejabat AS mengatakan kepada sekutu NATO selama pertemuan tertutup di Brussels kedatangan bom gravitasi yang dijatuhkan dari udara B61-12 yang ditingkatkan, yang semula dijadwalkan untuk musim semi berikutnya.
NATO juga sudah menggelar latihan nuklirnya yang disebut Steadfast Noon, di barat laut Eropa. Aliansi pertahanan Barat mengatakan penerbangan pelatihan yang melibatkan 14 negara berlangsung hingga Minggu di atas Belgia, Inggris, dan Laut Utara. (wb)
Artikel Terkait
Polling Ellon Musk di Twitter tentang Perdamaian Rusia dan Ukraina Digeruduk Nitijen
Sudah Babak Belur, Rusia Tidak Kunjung Gunakan Nuklirnya
Indonesia Pertimbangkan Untuk Gabung Bersama Blok Rusia-China di BRICS