Baru Jadi PM Inggris, Rishi Sunak Lagsung Telepon Zelensky

- Rabu, 26 Oktober 2022 | 16:22 WIB
Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky. Sunak meyakinkan Zelensky bahwa London mendukung sepenuhnya Kiev. (IST)
Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky. Sunak meyakinkan Zelensky bahwa London mendukung sepenuhnya Kiev. (IST)

LONDON, wowbabel.com -- Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky. Sunak meyakinkan Zelensky bahwa London mendukung sepenuhnya Kiev.

Rishi Sunak menjadi Perdana Menteri (PM) Inggris setelah Liz Truss mengundurkan diri. Kebijakan luar negeri Sunak yang pertama memantapkan dukungan terhadap Ukaraina sama seperti dilakukan dua PM sebelumnya. Boris Johnson dan Truss.

“Perdana Menteri mengatakan dukungan Inggris untuk Ukraina akan sekuat sebelumnya di bawah kepemimpinannya, dan Presiden Zelensky dapat mengandalkan Pemerintahnya untuk berdiri dalam solidaritas yang berkelanjutan," kata Kantor Perdana Menteri Inggris dalam sebuah pernyataan, Selasa (26/10/2022).

Kedua belah pihak mendukung sanksi ekonomi lanjutan terhadap Rusia dalam upaya untuk menekan Moskow. Sunak juga mengatakan dia berharap dia dan Zelensky akan segera bertemu.

Baca Juga: Ivan Toney Layak Masuk Timnas Inggris di Piala Dunia

 "Mencatat pentingnya pekerjaan Badan Energi Atom Internasional di Ukraina untuk memastikan keselamatan nuklir dan memberikan transparansi seputar disinformasi," ujar pernyataan kantor PM Inggris.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan dalam pidatonya di sesi pleno Dewan Rakyat Rusia Sedunia ke-24, dibacakan oleh duta besar khusus Kementerian Luar Negeri, Gennady Askoldovich menegasakan Barat yang dipimpin AS mendorong perang hibrida melawan Rusia dalam upaya untuk menghancurkan negara dengan meningkatkan pasokan senjata dan memberikan intelijen kepada rezim Kiev. 

 “Barat menggunakan rezim Russophobic (Presiden Ukraina Vladimir) Zelensky sebagai salah satu pengungkit untuk menahan negara kita. Kami melihat Washington dan sekutu NATO-nya meningkatkan pasokan senjata mematikan ke neo-Nazi Ukraina, berbagi data intelijen dengan mereka dan merekrut tentara bayaran asing untuk dikirim ke Ukraina. Semua ini, dengan satu atau lain cara, membuat mereka menjadi pihak dalam konflik," bunyi pidato Lavrov.

Baca Juga: Elon Musk : Amerika Akan Meyakinkan Ukraina Menyerahkan Krimea

Dia menekankan bahwa Barat yang dipimpin AS, terobsesi dengan dominasi dunia telah melepaskan perang hibrida total melawan Rusia.

“Musuh kami tidak menyembunyikan tujuan mereka yang sebenarnya untuk menghancurkan ekonomi Rusia, merusak stabilitas politik domestik, mengalahkan kami di medan perang, dan pada akhirnya secara signifikan melemahkan atau bahkan menghancurkan kenegaraan nasional kami yang telah berusia berabad-abad,” kata Lavrov.

Inilah alasannya, katanya, mengapa para ideolog kebudayaan batal berkuasa di Barat sehubungan dengan Rusia.

"Semua pembatasan terhadap tindakan apa pun terhadap kami telah dicabut. Para pembenci orang-orang Rusia multi-etnis merasa mereka bebas untuk mengambil kebebasan apa pun," jelas Lavrov. (wb)

Editor: Kris Wow

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Twitter Down di Seluruh Dunia

Rabu, 1 Maret 2023 | 20:30 WIB

Korsel dan Korut Memanas Saling Berbalas Rudal

Rabu, 2 November 2022 | 21:16 WIB
X