EKONOMI,www.wowbabel.com -- Kejatuhan harga Timah menyebabkan kerugian perusahaan penambangan timah Malaysia Smelting Corp Bhd (MSC).
Perusahan penambangan dan peleburan Timah Malaysia ini tergelincir ke posisi merah pada kuartal ketiga yang berakhir 30 September 2022 (3QFY22).
MSC mencatat kerugian bersih RM31,32 juta atau kerugian per saham 7,50 sen, dibandingkan dengan laba bersih RM28,94 juta atau laba per saham tujuh sen pada kuartal yang sama tahun lalu.
Terakhir kali MSC merugi pada 1QFY20, dengan kerugian bersih sebesar RM13,19 juta karena penurunan persediaan, gangguan pasokan akibat Covid-19, dan ketegangan perdagangan yang berkepanjangan.
Baca Juga: Harga Timah Bertahan di Level 22.700 Dolar AS Per Ton
Pendapatan kuartalan naik 57,5% menjadi RM344,13 juta di 3QFY22, dari RM218,48 juta sebelumnya, terutama karena kuantitas penjualan logam timah yang lebih tinggi.
Penghematan biaya sekitar 30%, dengan tenaga kerja dan emisi karbon yang lebih rendah.
“Sedangkan untuk cabang pertambangan Timah kami, kami terus mencari cara untuk meningkatkan produktivitas pertambangan kami di tambang Rahman Hydraulic Tin (RHT) di Klian Intan,” kata CEO MSC Patrick Yong baru-baru ini.
Selain itu, akuisisi Asas Baiduri baru-baru ini memungkinkan MSC untuk memperluas penambangan RHT lebih jauh ke arah timur, berkontribusi pada hasil penambangan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Harga Timah Bertahan di Level 22.700 Dolar AS Per Ton
Artikel Terkait
Kemdikbudristek Selenggarakan Advokasi Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar untuk SMA di Bangka
Ahmad Zainuri, Pentolan Khilafatul Muslimin Babar Dituntut 5 Tahun 6 Bulan Penjara
Laga Hidup Mati Belgia Melawan Kroasia