LONDON,www.wowbabel.com -- Logam dasar di London Metal Exchange (LME) dan Shanghai Futures Exchange (SHFE) ditutup dengan lonjakan. Namun timah malah berbalik arah jatuh 0,5 persen pada 20.550 Dolar AS per metrik ton.
Lonjakan harga logam dasar kemarin masih terus bertahan hingga perdagangan Jumat 30 September 2022 setelah didorong oleh kabar LME mempertimbangkan kemungkinan larangan perdagangan logam Rusia.
Berita larangan ini kemudian membuat harga logam LME melonjak yang sebekumnya di jakur penurunan.
Pada saat yang sama, penurunan indeks dolar AS juga mendukung rebound harga logam.
Tembaga LME diperdagangkan naik 1,8 persen pada 7.555 Dolar AS per ton, aluminium melonjak 6,9 persen menjadi 2.271 Dolar AS, seng bertambah 4,1 persen menjadi 2.970 Dolar AS, timbal menguat 1,5 persen menjadi 1.865 Dolar AS dan nikel naik 4,1 persen pada 22.700 Dolar AS sementara timah tergelincir 0,9 persen menjadi 20.550 Dolar AS per metrik ton.
Sebelumnya negara-negara Barat memberlakukan sanksi terhadap bank-bank Rusia dan orang-orang kaya yang terkait dengan Presiden Vladimir Putin sejak invasi Rusia ke Ukraina, tetapi sejauh ini tidak ada batasan untuk membeli logam Rusia.
Baca Juga: Presiden Jokowi Tetap Stop Ekspor Timah
Mengutip Reuters, kabar LME melarang perdagangan logam Rusia dapat menyebabkan kekurangan dan lonjakan harga lebih lanjut pada saat inflasi meningkat di seluruh dunia.
"Larangan akan sangat merugikan pasokan Barat," kata seorang pedagang
"Tapi LME tidak bisa benar-benar mengambil tindakan sepihak. Produsen Rusia harus diberi sanksi."
Menangguhkan pengiriman baru logam Rusia dapat memicu lonjakan harga yang serupa dengan yang terlihat setelah Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi terhadap Rusal dan LME menghapus aluminiumnya pada 2018.
Harga aluminium melonjak 30 persen hanya dalam beberapa hari setelah pergerakan. Logam industri lainnya yang diperdagangkan di LME juga naik karena gelombang beli yang dipicu oleh kenaikan aluminium dan nikel.
Harga timah berjangka SHFE sempat naik berfluktuasi di bawah 180.000 yuan per metrik ton. Shanghai Metals Market dalam sebuah laporan mengatakan modal mengalir keluar dari pasar karena penghindaran risiko sebelum liburan.
Sedangkan persediaan timah dalam negeri China di waran SHFE sedikit meningkat. Perdagangan di pasar spot berkurang karena liburan sudah dekat. Persediaan timah LME tetap tinggi. Keuntungan impor diperkirakan akan sedikit berubah.
"Dengan sedikit gangguan pada permintaan dan penawaran pasar jangka pendek, serta rendahnya kemauan investor untuk memasuki pasar, diperkirakan timah SHFE akan terus bergerak sideways pada level yang rendah," kata ankis SMM dalam laporan. (*)
Artikel Terkait
Ini Alasan Jokowi Ekonomi Tetap Tumbuh di Tengah Ancaman Resesi
Lesti Kejora laporkan Rizky Billar ke Polres Metro Jakarta Selatan, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara
Dialokasikan 34 Triliun Namun Gaji PPPK Tak Kunjung Dibayar, Ketua DPD RI : BPK Lakukan Audit
Putri Candrawath, Istri Ferdy Sambo Resmi Ditahan di Rutan Mabes Polri