Kenaikan Harga Timah Masih Tertahan Pelemahan Ekonomi Global

www.wowbabel.com -- Harga timah berjangka kembali melonjak di atas 25.600 USD per ton, tertinggi dalam tiga minggu terakhir di tengah ekspektasi kekurangan pasokan di pasar timah global.

Pada penutupan perdagangan Selasa (6/6/2023) timah kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,9% menjadi 25.790 USD per metrik ton. 

Sedangkan sampai dengan penutupan perdagangan intraday, harga logam dasar Shanghai Futures Exchange (SHFE) ditutup bervariasi dengan timah  turun 0,5%.

Baca Juga: Harga Timah dan Logam Dasar Berguguran, Perlambatan Ekonomi Global Makin Nyata

Laju kenaikan harga timah dunia tertahan oleh perlambatan ekonomi global. 

Harga timah dan logam dasar tertahan setelah Federasi Logistik dan Pembelian China mengumumkan pada 6 Juni bahwa indeks manajer pembelian manufaktur (IPM)  global untuk bulan Mei terus turun dari bulan ke bulan, jatuh ke level terendah baru sejak Juni 2020 di bulan Mei, karena ekonomi global terus bergerak ke bawah.

Tren manufaktur negara-negara besar di Asia dan Afrika relatif stabil, yang menjadi kekuatan utama untuk menstabilkan industri manufaktur.

Baca Juga: Rencana Larangan Ekspor Mineral Indonesia Dorong Harga Timah Dunia

Pada Mei, PMI manufaktur global mencapai 48,3%, turun 0,3 poin persentase dari bulan sebelumnya, terendah sejak Juni 2020. Indeks turun selama tiga bulan berturut-turut dan bertahan di bawah 50% selama delapan bulan berturut-turut.

Meskipun pemulihan permintaan China lambat, larangan penambangan timah yang akan datang di wilayah Wa Myanmar dan larangan ekspor batangan timah Indonesia akan memperketat pasar secara signifikan. 

"Ke depan, harga diperkirakan akan terus meningkat dalam jangka panjang, didukung oleh permintaan yang kuat dari transisi energi dan teknologi hijau seperti panel surya dan kendaraan listrik, seiring dengan ketatnya pasar," kata analis Trading Economics.

Baca Juga: Harga Timah Melonjak Setelah Myanmar Serius Menutup Tambang Terbesarnya 

Timah diperkirakan akan diperdagangkan pada 24.551,79 USD per metrik ton pada akhir kuartal kedua 2023. (*)