www.wowbabel.com -- Timah Shanghai ditutup melonjak tajam pada Senin (17/4/2023). Kenaikan harga timah tertinggi sejak Maret tahun lalu.
Kontrak Timah Shanghai Futures Exchange (SHFE) 2305 naik 23.430 yuan per ton atau 12,00% menjadi 218.700 yuan per ton. Bunga terbuka meningkat 12.548 lot menjadi 61.155 lot.
Perusahaan hilir timah di China membeli timah spot karena permintaan yang kaku pada paruh pertama minggu lalu, dan inventaris sosial batangan timah China urun 397 metrik tom menjadi 10.488 metrik ton.
Baca Juga: Harga Timah Melejit Setelah Kabar Myanmar Akan Stop Penambangan Terbesarnya
Shanghai Metals Market (SMM) dalam laporannya, bahwa pekan lalu, tingkat operasi rata-rata smelter timah di Yunnan dan Jiangxi adalah 55,31%, datar dari minggu sebelumnya. Sebagian besar smelter mempertahankan produksi normal.
Pabrik peleburan di Yunnan ditutup untuk pemeliharaan awal pekan lalu, dan waktu untuk melanjutkan produksi selanjutnya belum ditentukan.
Akibatnya pada penutupan perdagangan intraday kemarin, timah SHFE melonjak hingga batas harian.
Baca Juga: Harga Timah Langsung Melonjak Imbas Kejatuhan Dolar AS
Kontrak timah Mei yang paling banyak diperdagangkan di SHFE pada 0604 GMT, melonjak sebanyak 11,9% menjadi 218.580 yuan ($31.815,20) per ton, tertinggi sejak 23 Februari dan kenaikan harian terbesar sejak Maret tahun lalu.
Lonjakan harga timah setelah beredarnya dokumen yang dikeluarkan oleh Negara Bagian Wa, Myanmar pada tanggal 15 April 2023 menyebutkan bahwa akan menghentikan penambangan timah terbesar di negara itu.
Hal ini diambil pemerintah Myanmar untuk melindungi sumberdaya timah yang tersisa di Negara Bagian Wa.
Baca Juga: Stok di Shanghai Mulai Melimpah Membatasi Kenaikan Harga Timah
"Mulai 1 Agustus 2023, tambang akan menghentikan semua eksplorasi, penambangan, pemrosesan, dan operasi lainnya," demikian bunyi dokumen tersebut yang dikutip dari newsmetal.com.
Menurut data Bea Cukai China, bijih timah yang diimpor dari Myanmar pada tahun 2022 adalah sekitar 187.300 ton, terhitung 76,82% dari total impor bijih timah dalam negeri China.
Pada tahun 2022, pendapatan ekspor bijih timah Myanmar menyumbang sekitar 31% dari pendapatan fiskal Myanmar, dan hanya 25-30% pajak yang akan dibayarkan ke Negara Bagian Wa Myanmar.
Artikel Terkait
Jalankan Misi Pemerintah, PLN Galang Kolaborasi Teknologi Hijau di Tingkat Global
Sifat Angkuh dan Keras Kepala yang Dimiliki Senin Pon Akan Luluh Jika Berjodoh dengan Weton Ini
Berburu Berkah Ramadhan, PAC GP Ansor Belinyu Berbagai 200 Paket Takjil Untuk Pengguna Jalan
Sebanyak 17.992 Pemudik Tinggalkan Pulau Bangka Lewat Pelabuhan Tanjung Kalian Muntok